Hari ini berlalu sedemikian rupa, Sang kala hanya terdiam melihat rahim Sang Ibu yang manjir seketika itu pula subur, oh lihatlah betapa muramnya Sang Kala melihat Sang Ibu mengeram merintih perih akan ide yang berada dalam rahimnya, lihatlah kini sang ide telah keluar dari rahim Sang Ibu, dengan meninggalkan tangis dan duka kepada manusia-manusia kecil. Betapa acuhnya manusia melihat sang ibu merintih, lihatlah kini akibatnya manusia rendah, semuanya lululantah ketika perih Sang Ibu menjadi durja yang merah kain kermiji. Lihat Sang ide merangkak dipangkuan Ibu dan dalam dekapan senyuman Ayah Sang Kala, merangkak, menginjak manusia tanpa ampun. Ironi, manusia menjadi ironi untuk masa lalunya masa sekarang dan masa depanya,betapa kecilnya harga manusia ketika ketika Sang Kala menyingkapkan apa yang terselubung.