Minggu, 17 November 2013
elegi sebuah elegi
raja kesedihan sebuah imagi dalam persona manusia, bagian dari dirinya,
sebuah sisi elegi, yang selalu hinggap seperti bayang2, tidak jauh tidak
dekat, raja kesedihan sebuah realita yang ada dalam elegi anak adam,
sehingga pantas kiranya manusia dijuluki elegi raja kesedihan
Senin, 08 April 2013
PUISI UNTUK RUMAH TANGGA YANG ABSURD
Perahu
itu sudah retak tiada yang acuh lagi, kemanakah mereka manusia-manusia
perahu itu?, derap-derap langkah mereka ? kemanakah jaring mereka,
perahu mereka telah retak. lusuh bercampur kristal garam yang putih.
Retak dalam lautan luas sekarat menuju dasar yang tidak berujung. Masih adakah
yang acuh, pulihkanlah perahu yang retak itu, kehidupan akan berhenti
sejenak memandang perahu yang retak itu.
Tiada Jaring untuk digandar, tiada lagi tawa kecil pertemanan, pandanglah dan tangisilah perahu retak itu dan jangan biarkanlah tenggelam.
Tiada Jaring untuk digandar, tiada lagi tawa kecil pertemanan, pandanglah dan tangisilah perahu retak itu dan jangan biarkanlah tenggelam.
Manusia dalam kebingungannya
Keberadaan manusia menggiring manusia kepada kebingungan yang besar, betapa kecilnya keberadaan manusia, hingga ditelan oleh kebingannya sendiri, gentarlah wahai manusia-manusia yang Adimanusia. Dimanakah tangan-tangan kasarmu itu?, perhatikanlah wahai manusia Adimanusia tidakkah sumpah serapah kalian menggiring kalian kepada ketidaktahuan itu sendiri? pertanyakanlah wahai manusia benarkah keberadaan manusia menggiring kepada kebingungan yang besar, sedang engkau adalah manusia Luhur seturut RupaNYA? dimanakah keluhuranmu itu?
Langganan:
Postingan (Atom)