Label

Selasa, 25 November 2008

akhirnya apa ku duga terjadi

Akhirnya benar dugaanku mulai sekarang semua hari-hari ku akan suram seperti biru yang pekat, akhirnya di nilai dari kepantasan atau tidak dalam hidup, dosa adalah sebuah pelarian yang manis disaat DIA atau Aku meninggalkanNYA, dosa juga yang menyebabkan diriku benar-benar dipermalukan, tidak dihargai semua tindakan oleh manusia lainnya, semua menganggap rendah dan aku kalah telah dariNYA, Biru ku adalah sebuah kedukaan betapa DIA, membiarkan aku manusia terjatuh oleh manusia-manusia lainnya, esok sampai awal tahun semoga sebuah januari biru bagi biru kenihilian ku sebagai manusia saja
aku............................................................................................................. ,
YA TUHAN maafkan kelancangan MANUSIA ini yang berkeluh kesah karena tidak kata pelarian dalam sempitnya ruang nafas bagi mereka seandainya ada Hanya DOSA YA DAN AMIN
AKU.............................................................................................................,
Apakah akan bertahan dalam kesekkanku............................................,

Senin, 24 November 2008

HHHHHHH

Hari ini adalah ketidakpastian, apakah Dia yang disebut ALLAH yang TRINITAS akan memperhatikan saya sebagai manusia yang berharga, esok adalah jawaban apakah dia akan berkenan kepada saya untuk seterusnya sampai januari lewat semua permasalahan yang bagi saya tidak ada jalan keluar, apa karen dosa atau lebih karena dosa seandainya DIA tidak memperhatikan dosa, tetapi memperhatikan kesesakanku, sebagai manusia saja, esok sampai awal tahun semoga bukan sebuah januari biru bagi biru kenihilian ku

YA TUHAN maafkan kelancangan MANUSIA ini yang berkeluh kesah karena tidak kata pelarian dalam sempitnya ruang nafas bagi mereka seandainya ada Hanya DOSA YA DAN AMIN

Sabtu, 08 November 2008

GENJER-GENJER sebuah lantunan Reqiuem Penghiburan rakyat yang tersisihkan

Genjer-genjer (Genjer-genjer)
nong kedok-an pating keleler -2x (Di pematang, berserakan)
Emak-e tole,teko-teko (Ibunya anak-anak, datang-datang)
mBubuti genjer (Mencabuti genjer)
oleh sak tenong (Dapat sebakul)
mungkor sedot (Lalu ngeloyor pergi)
seng tole-tole (Dapat yang kecil-kecil)
Genjer-genjer (Genjer-genjer)
saiki wis digowo muleh (Sekarang sudah dibawa pulang)
Genjer-genjer (Genjer-genjer)
isuk-isuk didol ning pasar (Pagi-pagi dijual di pasar) - 2X
dijejer-jejer, diuntingi, podo didasar (Dibariskan, diikat dan semua digelar) 2X
emak-e Jebreng (Ibunya Jebreng)
podo tuku nggowo welasan (pada beli membawa belasan ikat)

Genjer-genjer adalah sebuah Hal ikhwal alunan lagu dengan setiap nada yang sangat memilukan, sayang lagu ini terlupakan oleh para manusia Indonesia. Setiap anak manusia harus bercucur darah menaggung semua ketidaktahuan terhadap lagu rakyat, lagu genjer-genjer, benar salah satu lagu yang sangat diharamkan untuk dilantunkan oleh siapa pun, genjer-genjer bukan hanya melambangkan romantisme antara PKI dengan Pemerintah dalam hal ini Sang penyambung Lidah Rakyat dalam bentuk marhainsme, genjer sebuah pengambilan sebuah image dari sebuah bagian fragmen hidup bahwa hal ikhwal tersebut adalah derita rakyat banyuwangi yang mewakili pada masanya, lihat betapa susahnya untuk mendapatkan akan beras, tidak ada penghiburan. Oleh karena itu lagu tersebut tercipta untuk mengenang bahwa pada akhirnya rakyat tidak bisa berbuat apa-apa dalam kenihilan sturktur yang absurd. Genjer adalah sebuah tanaman pangan babi dan ayam itu ternyata enak juga dimakan manusia, apa artinya bahwa ketika rakyat tidak bisa berbuat apa-apa dalam struktur yang absurd, rakyat dapat melakukan sebuah tindakan yang terkadang bisa diluar batasan moral, kalau hal tersebut dapat memuaskan akan kebutuhan pribadinya. Genjer-genjer adalah sebuah anak kandung yang dijadikan tumbal demi menutupi Aib sang ayah, yang kemudian dikubur hidup-hidup, tanpa perduli ratap tangis dan gertak gigi dari anak-anak kandungnya.

Senin, 03 November 2008

Opium V

Hari ini seperti biasa kosong, semua waktu yang berharga atau yang tidak berharga berlalu, sering itu saya melayangkan diri jauh menerawang, sadar atau tidak sadar saya sudah melakukan penilaian terhadap wanita dalam perpektif subektif minded. Saya tidak mengerti kenapa wanita cenderung rapuh, dan yang penting setelah saya obeservasi melalui dengan previw beberapa profil Situs friendster, ternyata mengaget kan sekali ternyata diantara mereka ada yang menyatakan diri mereka lesbi atau liness, apa mungkin karena kekecewaan mereka terhadap pria, nah itu yang masih menjadi tanda tanya?. Apa yang ada di dalam benak para wanita tersebut?, hal tersebut saya asumsikan terjadi karena pola hubungan yang tidak sehat, pola hubungan suatu relasi sekarang cenderung monolog-saling menuntut-tidaklah dialog, akibatnya dapat ditentukan salah satunnya ekspose perasaan kasih sayang yang berlebihan yang berakhir diranjang nafsu atau cintakah?. Permasalahan yang lain yaitu banyaknya remaja wanita ataupun wanita-wanita kampus yang sangat suka besenang-senang hang out berclubing ria, dengan busana minimalis, dan mereka tidak canggung untuk melakukan erotis strip, dan mungkin mengajak pasangan untuk melakukan persetubuhan yang sangat intim tanpa ada perasaan bersalah. Lalu apa artinya keperawanan-setelah-keperawanan bagi zaman yang melahirkan zaman ke kininian adalah Kenihilan yang tidak artinya setidaknya dalam sudut pandang saya, coba saya renungi lagi ternyata wanita dapat diidiomkan dengan Opium atau candu atau perdu, bunga yang tumbuh liar, semakin merah bunga poppy berarti semakin dalam sensasi yang dirasakan, ya virginitas wanita adalah sebuah opium yang tumbuh bertebaran dimana-mana, sekali di hirup akan semakin terhisap ke dalam poppy, sayangnya itulah yang menghancurkan poppy tersebut artinya wanita sendirilah yang membawa rasanya semakin dalam. Memang benar apa yang namanya dosa adalah manis-siapa yang dapat menegasikannya saya pribadi tidak sangggup untuk mendealiktikan hal tersebut, degardasi moral ya memang seperti itu, siapa yang dapat disalahkan perempuankah atau anak perempuankah? atau memang gagalnya sebuah pranata sosial yang fundamental AGAMA, KELUARGA, PENDIDIKAN, Keluarga kini tidak lagi penting dari bagian sebuah pribadi pekembangan seorang anak, ya budaya individual yang kini terus saja menjadi yang utama, dalam keluarga tidak ada lagi prinsip kasih, saling percaya, hanya prinsip kepentingan yang diutamakan belaka.
Salah Siapa-Perawan kini adalah sebuah Bunga Poppy, semakin merah semakin dalam sensasi yang bisa didapat, semakin hancur secara perlahan-lahan, budaya individualislah memegang peranan penting dalam hancurnya perkembangan pribadi anak dalam keluarga.