Label

Sabtu, 08 November 2008

GENJER-GENJER sebuah lantunan Reqiuem Penghiburan rakyat yang tersisihkan

Genjer-genjer (Genjer-genjer)
nong kedok-an pating keleler -2x (Di pematang, berserakan)
Emak-e tole,teko-teko (Ibunya anak-anak, datang-datang)
mBubuti genjer (Mencabuti genjer)
oleh sak tenong (Dapat sebakul)
mungkor sedot (Lalu ngeloyor pergi)
seng tole-tole (Dapat yang kecil-kecil)
Genjer-genjer (Genjer-genjer)
saiki wis digowo muleh (Sekarang sudah dibawa pulang)
Genjer-genjer (Genjer-genjer)
isuk-isuk didol ning pasar (Pagi-pagi dijual di pasar) - 2X
dijejer-jejer, diuntingi, podo didasar (Dibariskan, diikat dan semua digelar) 2X
emak-e Jebreng (Ibunya Jebreng)
podo tuku nggowo welasan (pada beli membawa belasan ikat)

Genjer-genjer adalah sebuah Hal ikhwal alunan lagu dengan setiap nada yang sangat memilukan, sayang lagu ini terlupakan oleh para manusia Indonesia. Setiap anak manusia harus bercucur darah menaggung semua ketidaktahuan terhadap lagu rakyat, lagu genjer-genjer, benar salah satu lagu yang sangat diharamkan untuk dilantunkan oleh siapa pun, genjer-genjer bukan hanya melambangkan romantisme antara PKI dengan Pemerintah dalam hal ini Sang penyambung Lidah Rakyat dalam bentuk marhainsme, genjer sebuah pengambilan sebuah image dari sebuah bagian fragmen hidup bahwa hal ikhwal tersebut adalah derita rakyat banyuwangi yang mewakili pada masanya, lihat betapa susahnya untuk mendapatkan akan beras, tidak ada penghiburan. Oleh karena itu lagu tersebut tercipta untuk mengenang bahwa pada akhirnya rakyat tidak bisa berbuat apa-apa dalam kenihilan sturktur yang absurd. Genjer adalah sebuah tanaman pangan babi dan ayam itu ternyata enak juga dimakan manusia, apa artinya bahwa ketika rakyat tidak bisa berbuat apa-apa dalam struktur yang absurd, rakyat dapat melakukan sebuah tindakan yang terkadang bisa diluar batasan moral, kalau hal tersebut dapat memuaskan akan kebutuhan pribadinya. Genjer-genjer adalah sebuah anak kandung yang dijadikan tumbal demi menutupi Aib sang ayah, yang kemudian dikubur hidup-hidup, tanpa perduli ratap tangis dan gertak gigi dari anak-anak kandungnya.

Tidak ada komentar: