Label

Kamis, 22 Oktober 2009

PUDAR

Angin berhembus membelai hari-hari, membelai sang gadis dalam lingkup yang agak kelabu, bahkan semakin kelabu menjadi kebas tangan sang gadis, begitu kelam semua terbeban dalam pikirannya, siapakah yang akan memberikan penjelasan terhadap semua keberadaan ini, setiap ruang-ruang relung begitu kotor dan tidak ada helaian nafas yang membelai rengkuhan tangannya, seperti pisau tajam yang menusuk semua harapan-harapan sang gadis sampai kelu rasanya dalam tiap riak air wajahnya, ceria riak air wajahnya hanya seperti senandung di pagi hari yang mendung, siapakah yang akan menuntun jiwa yang selalu pupus, sedalam apakah ke gadisannya sehingga dia harus melarikan diri ke dalam kehinanaanya, keberaadanya sehingga sehingga begitu dalam tak terucap asanya, lalu terucap dari bibir merah sang gadis, apa artinya cinta jika semuanya adalah naluri belaka, apa artinya kasih dan sayang jika semuanya seperti selumbar harapan yang kosong, tiada riak yang akan bercucuran lagi aku bersumpah tidak akan ada lagi air mata pelarian, aku bersumpah hanya ruang kosong yang terhampar dalam dunia yang relatif tanpa adanya kepentingan manusia, manusia-manusiaku pudarlah dalam dekapanku, sehingga hanya ruang kosong yang tersisa.
UNTUKMU YANG MENILIKKU SAMPAI KE DALAM TULANG SUSUMKU, YA DAN AMIN

UNTUK MENGENANG KEBERADAAN Rani anandita salah satu perempuan imaginer yang selalu memberikan bunga-bunga poppy dan menemaniku hingga drop tubuhku

Tidak ada komentar: