
Kemarin saya jalan-jalan ke daerah Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Wijaya 2 No. 123, TeeBox Cafe, ya kebetulan disana ada event Album Release Party Stereomantic "CYBER SUPERSTAR".
- 1979 - Smashing Pumpkins
- Air & Api - Naif
- Bizarre Love Triangle - New Order
- Boys Don’t Cry - The Cure
- Dreams - The Cranberries
- Mutasi Urban - The Brandals
- High and Dry - Radiohead
- Last Christmas - WHAM!
- Love Song - The Cure
- No Surprises - Radiohead
- You and Me Song - The Wannadies
- Let’s Disco (acoustic version)
Lalu juga mereka merilis album remix, album yang terdiri dari lagu-lagu dari album pertam yang diremix kembali;
- Waiting in Vain
- Let’s Disco
- Untitled 1
- Lagu Merindu
- Lovefool
- Love song
- Tak pernah ada
- untitled 2
- Hingga ku tiada
- untitled 3
- Biarkan kami bersama
- untitled 4
- Dunia Maya
Steromantic sendiri terdiri dari dua personil band indie yang pada era 90an, telah memiliki nama besar yaitu Aroel Ex gitaris Planet Bumi, sebuah band indie yang bergenre British Rock, dan Maria Ex Vocalis Klarinet. Pada masa 90an band inde sangat mendapatkan tempat yang layak di dunia musik indiependent, apa lagi kalau kita mengingat Poster Cafe, siapa yang tidak kenal Poster Cafe, dimana band-band indie yang besar pernah singgah disana seperti Toilet Sound, Planet Bumi,Pestoel Aer, Mass Romantic dan sebagainya.
Kembali ke TeeBox Cafe dimana, beberapa band inde sebagai opening act Stereomantic, adapun line up opening act Stereomantic adalah sebagai berikut;
- Thelegraf
- Morning Blue
- Klarinet
- Planet Bumi
beberapa band diatas ada yang bergenre Shoegaze, dan sisanya British Rock, secara umum penampilan mereka sangat bagus, terutama Morning Blue dimana Vocalisnya sangat atraktif. Lalu Klarinet, yang sangat populer dengan cover version dari Teti Kady "terbang Ke Bulan", Klarinet sendir adalah Maria yang juga sekaligus vocalis dari Stereomantic, beberapa lagu dari Klarinet agak psychedelic, artinya agak terdengar susah dinikmati.
Lalu tiba Planet Bumi, disini Planet Bumi membawakan sebuah lagu yang membuat mereka tenar yaitu Rindu, setelah saya dengar penggalan liriknya sepertinya saya pernah mendenagrkannya, ternyata lagu tersebut pernah di cover oleh sebuah Band indie asal Jakarta yang bergenre TripHop yaitu EVERYBODYLOVESIRINE "http://www.myspace.com/everybodylovesirene". Lagu tersebut terdengar lebih ceria dan bright bila dibanding dengan versi EVERYBODYLOVESIRINE, yang terdengar sangat Gloomy dan sangat melankolis.
Tapi saya tidak bisa menyaksikan event tersebut sampai selesai(sampai sesi Stereomantic), karena sudah kemalaman maklum saya naik angkot wkwkwkwkwk .
Saya telah mendegarkan album ke dua tersebut. Cover Album ke dua tersebut sudah menggambarkan titel dari album itu sendiri yaitu CyberSuperstar. Sepertinya Stereomantic sedang mangabadikan sebuah fenomena sosial atau tapatnya sebuah realita sosial yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan kemudahan untuk mengakses teknologi.
Artinya dengan kemajuan teknologi maka tidak ada lagi sekat-sekat pembatas antara dimensi ruang dan waktu menurut Steromantic dalam www.myspace.com/stereomantic dalam blognya;
"Masih ingat lagu ‘Video killed the radiostar’-nya The Buggles? Lagu ini jadi national anthem-nya anak muda tahun 80-an, sekaligus menandai berakhirnya era bintang radio, yang begitu popular di tahun 50 dan 60-an. Ketika mereka bicara video secara otomatis mereka bicara soal TV. Era ini walaupun belum sepenuhnya berakhir, faktanya sekarang adalah, semakin jarang ditemui (terutama di kota-kota besar) orang-orang yang rajin mengakses informasi lewat TV. Keberadaan dunia maya (cyber world) -atau yang lebih populer dengan sebutan internet- sepuluh tahun terakhir ini, adalah tanda dimulainya era baru. Mungkinkah ‘Internet killed the videostar’?"
Hal tersebut memang benar adanya dulu juga seingat saya, dulu ada radio namanya Radio FM Prambos, Radio FM SK, saya masih ingat dan melihat sendiri ketika pada masa itu dimana band indie melakukan promosi door to door, artinya mereka melakukan promosi albumnya melalui radio-radio swasta tersebut, jika dibandingakan dengan sekarang seiring dengan kemajuan teknologi Internet dan juga biaya untuk mengkases Internet sekarang bervariasi dimana kita diberikan banyak pilihan yang sesuai dengan uang yang kita punya. Artinya Zaman sekarang seseorang untuk menjadi Populis tidak perlu bersusah payah untuk mempromosikan diri mereka sendiri secara doo to door, artinya dengan instan dan dengan tidak bersusah payah mereka dapat menjadi populis, contohnya sekarang sudah banyak, Seperti Fenomena Justin beiber yang sangat populis di dunia Maya melalui YOUTUBE, sedangkan di Indonesia kita tentu masih ingat dengan fenomena Lipsing Keong Racun-Sintha&Jojo, lalu dengan Bribtu Norman dengan Lipsing lagu Chayachya. Dengan media yang bisa terbilang sangat murah seperti Cellphone seseorang bisa melakukan aksi Narsis tanpa mempedulikan skill dan talenta lalu dipublish di Dunia maya melalui YOUTUBE.
Apalagi ditambah dengan sosial network seperti FACEBOOK dan Twiteer, youtube, seseorang dapat berkespresi bebas tanpa batasan yang menjadi penghambat, seseorang dapat menjadi gembira atau suram lalu dipublish di ruang maya, maka disini diperlukan kesadaran nalar bahwa sesuatu yang tidak bisa dibatasi dengan ruang dan waktu, maka dengan sendiri akan berlalu seperti debu yang tidak ada artinya.Dan juga sebagai bentuk nyata dari album tersebut, maka cover album tesebut merupakan kumpulan photo-photo fans dari stereomantic yang kemudian dibiangkai menjadi satu, itu juga telah menggambarkan secara utuh maksud dari album tersebut. Semua Fenomena tersebut digambarkan dalam setiap lagu dialbum ke dua Stereomantic.
Dunia Maya Antara Stereomantic dan Homogenic
jangan bicara cinta itu tak pernah ada cinta di ruang ini
kita mencari kepuasan sendiri
tak perlu ada hati semuanya ada di dunia maya " (Stereomantic-Dunia Maya)"
Selamat datang di dunia maya Cukup sudah semua kupinta
Biarkan hariku terlahir sepi
Sendirikan ku rangkai mimpiku
Lepaskan imajinasi dunia Biarkan kuraih
kembali semua Sampai nanti di dunia nyata Lelah ku merangkai cerita
Biarkan diriku slalu bermimpi Sendiri kanku rangkai lirihku" (Homogenic-Transmutasi)"
Sangat jarang dimana musisi membahas seuatu realitas sosial dalam bentuk lirik yang tegas, setidaknya mereka berusaha jujur dengan apa yang mereka lihat dan mereka alami, itulah yang membuat ruang ekspresi dalam pembuatan suatu karya seni tidak dibatasi oleh batas-batas komersil yang cenderung menegasikan idelasime.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar