Label

Senin, 03 November 2008

Opium V

Hari ini seperti biasa kosong, semua waktu yang berharga atau yang tidak berharga berlalu, sering itu saya melayangkan diri jauh menerawang, sadar atau tidak sadar saya sudah melakukan penilaian terhadap wanita dalam perpektif subektif minded. Saya tidak mengerti kenapa wanita cenderung rapuh, dan yang penting setelah saya obeservasi melalui dengan previw beberapa profil Situs friendster, ternyata mengaget kan sekali ternyata diantara mereka ada yang menyatakan diri mereka lesbi atau liness, apa mungkin karena kekecewaan mereka terhadap pria, nah itu yang masih menjadi tanda tanya?. Apa yang ada di dalam benak para wanita tersebut?, hal tersebut saya asumsikan terjadi karena pola hubungan yang tidak sehat, pola hubungan suatu relasi sekarang cenderung monolog-saling menuntut-tidaklah dialog, akibatnya dapat ditentukan salah satunnya ekspose perasaan kasih sayang yang berlebihan yang berakhir diranjang nafsu atau cintakah?. Permasalahan yang lain yaitu banyaknya remaja wanita ataupun wanita-wanita kampus yang sangat suka besenang-senang hang out berclubing ria, dengan busana minimalis, dan mereka tidak canggung untuk melakukan erotis strip, dan mungkin mengajak pasangan untuk melakukan persetubuhan yang sangat intim tanpa ada perasaan bersalah. Lalu apa artinya keperawanan-setelah-keperawanan bagi zaman yang melahirkan zaman ke kininian adalah Kenihilan yang tidak artinya setidaknya dalam sudut pandang saya, coba saya renungi lagi ternyata wanita dapat diidiomkan dengan Opium atau candu atau perdu, bunga yang tumbuh liar, semakin merah bunga poppy berarti semakin dalam sensasi yang dirasakan, ya virginitas wanita adalah sebuah opium yang tumbuh bertebaran dimana-mana, sekali di hirup akan semakin terhisap ke dalam poppy, sayangnya itulah yang menghancurkan poppy tersebut artinya wanita sendirilah yang membawa rasanya semakin dalam. Memang benar apa yang namanya dosa adalah manis-siapa yang dapat menegasikannya saya pribadi tidak sangggup untuk mendealiktikan hal tersebut, degardasi moral ya memang seperti itu, siapa yang dapat disalahkan perempuankah atau anak perempuankah? atau memang gagalnya sebuah pranata sosial yang fundamental AGAMA, KELUARGA, PENDIDIKAN, Keluarga kini tidak lagi penting dari bagian sebuah pribadi pekembangan seorang anak, ya budaya individual yang kini terus saja menjadi yang utama, dalam keluarga tidak ada lagi prinsip kasih, saling percaya, hanya prinsip kepentingan yang diutamakan belaka.
Salah Siapa-Perawan kini adalah sebuah Bunga Poppy, semakin merah semakin dalam sensasi yang bisa didapat, semakin hancur secara perlahan-lahan, budaya individualislah memegang peranan penting dalam hancurnya perkembangan pribadi anak dalam keluarga.

2 komentar:

indra wulan mengatakan...

mmmmh, wanita = opium V, yang membuat para konsumen merasa sangat ketagihan & ketergantungan.
sekilas dalam benakku yang namanya wanita (mayoritas) merupakan makhluk indah yang tidak bisa dimengerti jalan berpikirnya, yang selalu mengandalkan perasaan diluar nalar bagi lelaki yang berada diluar kehidupannya. mereka cenderung rela merusak kehidupannya sendiri demi meraih segalan kebutuhan perasaannya.
ya seperti juga opium, mereka merelakan dirinya untuk dinikmati lewat pembinasaan diri mereka sendiri. (itu opiniku)

Patra mengatakan...

wkwkwkwk terima kasih mas indra atas bog saya , memang tendensi wanita merusak kehidupanya, itulah yang yang membedakan dengan pria selalu rasional, tapi itu pula yang membuat pria menjadi lemah dengan rasionalitas terkadang pria selalu tidak memiliki sensitifitas terhadap relasinya dengan wanita, itu juga yang membuta wanita cenderung sering terbawa perasaan.