Label

Rabu, 09 Desember 2015

Bantahan Bagi Penuduh Kitab Bilangan 31:1-27 dan Ulangan 21:13-14[i]




Hari ini setidaknya saya mencoba mengutarakan pendapat terhadap pemfitnah kitab Bilangan 31:1-27, tapi titik beratnya pada ayat 17-18, karena pada ayat tersebut sangat krusial kalau tidak menegrti konteks sejarah Israel, salah satu penuh menuduhkan bahwa redaksi bilangan 31:17-18 kejam dan tidak pantas, bagaimana mungkin tuhan memerintahkan perintah yang kejam dan tidak manusiawi, kurang lebih begitu redaksi tuduhan tersebut. Kita harus sadari bahwa seseorang menuduh dengan tuduhan tersebut karena tidak mengerti konteks sejarah alkitab yang rigid kronologis, sehingga tidak bisa asal comot ayat, sedangkan setiap batang tubuh dalam kitab-kitab yang ada dalam alkitab mempunyai struktur garis waktu atau  krononlogis yang ketat, atau bisa dibilang sejarah alkitab sebuak kitab yang bermuatan  fakta-fakta sejarah peradaban serta doktrin teologis Israel menjadi satu kesatauan, sehingga pembaca alkitab dapat mengerti konteks firman tersebut, atau saya biasa menyebutkan kontekstual temporer dan tekstual kontinuitas. Nah penuduh tersebut tidak memahami konteks sejarah pada bilangan 31 tersebut, perlu dijelaskan  bahwa pasal 31 terkait dengan bilangan pasal 25 dimana orang-orang Israel berlaku serong dan mengambil perempuan-perempuan moab dan menggiring mereka kepada penyembahan ilah-ilah atau berhala, dan juga adanya pemuda Israel yang membawa perempuan midian kepada orang tuanya, hal tersebut membuat murka tuhan sekaligus menodai kekudusan dan kerhormatan tuhan elohim, karena Israel adalah umat perjanjian artinya bangsa yang kudus, hal tersebut dapat dilihat pada bilangan 25;
 25:1 Sementara Israel tinggal di Sitim, j  mulailah bangsa itu berzinah k  dengan perempuan-perempuan l  Moab. m  25:2 Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan n  bagi allah o  mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu 1 . 25:3 Ketika Israel berpasangan p  dengan Baal-Peor, q  bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel; 25:4 lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai r  bangsa itu dan gantunglah s  mereka 2  di hadapan TUHAN t  di tempat terang, supaya murka u  TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel." 25:5 Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh v  orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor. w " 25:6 Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan Midian x  kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap umat Israel yang sedang bertangis-tangisan y  di depan pintu Kemah Pertemuan. 25:7 Ketika hal itu dilihat oleh Pinehas, z  anak Eleazar, anak imam Harun, bangunlah ia dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak a  di tangannya, 25:8 mengejar orang Israel itu sampai ke ruang tengah, dan menikam mereka berdua, yakni orang Israel dan perempuan itu, pada perutnya. Maka berhentilah b  tulah itu menimpa orang Israel. 25:9 Orang yang mati karena tulah c  itu ada dua puluh empat ribu d  orang banyaknya. 25:10 TUHAN berfirman kepada Musa: 25:11 "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, e  oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku 3  f  di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku. 25:12 Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan g  yang dari pada-Ku 25:13 untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman h  selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat i  membela j  Allahnya dan telah mengadakan pendamaian k  bagi orang Israel”.
Lalu kemudian timbul pertanyaan apakah perintah tuhan elohim untuk memunahkan bangsa midian[ii]  adalah perintah yang tidak patut dan salah?, jawabannya tidak, kita perlu ingat bahwa perintah tersebut merupakan bentuk perlindungan tuhan elohim akan Israel sebagai umatnya dari penyembahan ilah-ilah dan berhala, terlebih lagi sebelumnya pada pasal yang sama para laki-laki Israel berzinah dengan bangsa moab[iii] dan menggiring mereka kepada ilalh-ilah atau berhala. Lalu apa kaitan bangsa moab dengan midian? Kaitannya adalah bahwa bangsa moab menggandeng bangsa midian bekerja sama dengan memberikan bileam[iv] sejumlah uang untuk mengutuki bangsa isreal[v].
Kemudian kita juga dapat menyaksikan bagaimana bangsa Israel disesatkan oleh bileam dengan mengarahkan maka bangsa ini dengan dipandu oleh Bileam menjerumuskan bangsa Israel kepada perjinahan jasmani dan rohani untuk merusak moral bangsa isreal, bangsa yang diarahkan tersebut adalah bangsa midian.[vi]. Maka atas fakta-fakta sejarah yang dijelaskan dalam alkitab maka perintah Tuhan elohim untuk memunahkan atau melenyapkan bangsa midian adalah tepat untuk melindungi bangsa isreal dari pengaruh-pengaruh penyembahan berhala dari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan Elohim.[vii]. Kemudian bagaimana dengan Bilangan 31:17 ;
17.Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki c  haruslah kamu bunuh. 31:18 Tetapi semua orang muda di antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu” 
Sebagian orang menuduh ayat 17-18 adalah ayat asusila yang tidak pantas, apakah benar, mari kita lihat, Kita harus sekaligus membaca 2 ayat yaitu Bilangan 31:17-18, kalau dibaca ayat 18  saja bisa timbul salah pengertian, seolah "anak-anak perempuan" diperuntukkan bagi para tentara-tentara Israel.[viii], disini kita harus melihat kembali apa yang disampaikan pada ayat sebelumnya yaitu ayat 17, dan pembacaan ayat tersebut harus keduanya tidak bisa tidak, karena pasti akan menimbulkan kesan yang absurd kronologis, ayat 18;
Tetapi semua orang muda di antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimua”.
Artinya perintah tersebut hanya dikenakan kepada kepada orang midian dewasa saja, sedangkan untuk anak-anak laki dan perempuan dari bangsa midian(terjemahan lain menyebutkan anak-anak perawan dan perjaka), alasan mereka belum pernah masuk ke dalam penyembahan Baal yang dalam pemujaannya dengan tindakan-tindakan seksual, tapi ayat tersebut  tidak disebutkan bahwa anak perawan tersebut dijadikan objek seksual bukan?.
 Karena  hukum taurat melarang untuk berzinah, beberapa komentator torah yahudi sepakat bahwa wanita perawan tersebut  dijadikan budak dan bukan untuk disetubuhi dan juga dipelihara dan didik oleh bangsa isreal.[ix]. Lalu bagaimana dengan Ulangan 21:13-14, yang menyatakan perintah tersebut adalah bentuk asusila dan tidak pantas  maka kita harus melihat ayat sebelumnya 21:10;
 "Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu 1 , dan TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka ke dalam tanganmu s  dan engkau menjadikan mereka tawanan, t  21:11 dan engkau melihat di antara tawanan itu seorang perempuan yang elok, u  sehingga hatimu mengingini dia v  dan engkau mau mengambil dia menjadi isterimu, 21:12 maka haruslah engkau membawa dia ke dalam rumahmu. Perempuan itu harus mencukur rambutnya, w  memotong kukunya, 21:13 menanggalkan pakaian yang dipakainya pada waktu ditawan, dan tinggal di rumahmu untuk menangisi ibu bapanya sebulan x  lamanya. Sesudah demikian, bolehlah engkau menghampiri dia dan menjadi suaminya, sehingga ia menjadi isterimu. 21:14 Apabila engkau tidak suka lagi kepadanya, maka haruslah engkau membiarkan dia pergi sesuka hatinya; tidak boleh sekali-kali engkau menjual dia dengan bayaran uang; tidak boleh engkau memperlakukan dia sebagai budak, sebab engkau telah memaksa dia”. 
Kalau kita lihat dari redaksi ayat 10 jelas sekali menandakan tuhan menyerahkan perempuan-perempuan tersbut, untuk dimilik sebagai isteri, artinya disini tidak diperkenankan memiliki perempuan dari bangsa yang kalah perang untuk objek seksual atau concobinat(kumpul kebo), karena perzinahan semacam itu melanggar hukum[x].
Timbul pertanyaan kemudian adakah bentuk penghargaan terhadap perempuan-perempuan dari sebuah bangsa yang kalah perang bagi Israel?, hal demkian sering dijadikan tuduhan keji terhadap alkitab, maka dapat penulis jelaskan bahwa hal tersebut adalah sebuah tuduhan  tanpa dasar, sekali lagi karena mereka tidak mengerti sejarah dari bangsa Israel. Bentuk penghargaan terhadap perempuan-perempuan yang kalah perang untuk selanjutnya disebut tahanan perempuan, adapun bentuk penghargaan terhadap tawanan perempuan adalah jika salah seorang dari laki-laki Israel menyukai salah satu dari tawanan perempuan, maka laki-laki tersebut tidak boleh memperlakukan tahanan perempuan tersebut secara semena-mena. Adapun syarat untuk menikahi tawanan perempuan sebagaimana disebutkan dalam Ulangan 21:12-13;
  21:12 maka haruslah engkau membawa dia ke dalam rumahmu. Perempuan itu harus mencukur rambutnya, w  memotong kukunya, 21:13 menanggalkan pakaian yang dipakainya pada waktu ditawan, dan tinggal di rumahmu untuk menangisi ibu bapanya sebulan x  lamanya. Sesudah demikian, bolehlah engkau menghampiri dia dan menjadi suaminya sehingga ia menjadi isterimu[xi]
 
Ayat di atas adalah sebuah bentuk simbolik dari proses adaptasi dengan budaya Israel, dan adapun proses adaptasi tersebut lamanya adalah 3 (tiga) bulan sebelum diperisteri. Dari ulangan 21:12-13 ada dua makna besar yang terkandung yaitu proses transformasi tawanan perempuan dari bangsa lain menjadi bagian dari umat perjanjian, dan makna lain adalah bentuk simbolis perkabungan tahanan perempuan tersebut harus meinggalkan bangsa asalnya dan menjadi bagian dari umat Israel, setelah proses tersebut selesai maka laki-laki Israel diperkenankan untuk melakukan prosesi pernikahan. Lalu bagaimana seandainya jika laki-laki Israel tidak menyukai perempuan tersebut bagaimana nasibnya? Apakah akan menjadi tawanan atau budak?, menurut ulangan 21:14 
21:14 Apabila engkau tidak suka lagi kepadanya, maka haruslah engkau membiarkan dia pergi sesuka hatinya; tidak boleh sekali-kali engkau menjual dia dengan bayaran uang; tidak boleh engkau memperlakukan dia sebagai budak, sebab engkau telah memaksa dia  
Alkitab sendiri memberikan perlindungan yang tegas bagi tahanan perempuan tersebut, jika sudah tidak diingini oleh laki-laki tersebut maka perempuan tersebut harus diberikan kebebasan dan membiarkan mereka pergi sebagai manusia merdeka, dan juga wanita tersebut tetap menjadi warga Negara Israel, dan mendapatkan hak dan kewajiban yang setara dengan warga Israel lainnya [xii], artinya juga derajat perempuan  tesebut tidak turun tapi tinggi dan memberikan penghargaan lebih kepada perempuan tersebut, indikasi ini dapat dilihat dari frase  tidak boleh sekali-kali engkau menjual dia dengan bayaran uang; tidak boleh engkau memperlakukan dia sebagai budak, sebab engkau telah memaksa dia disitu terlihat jelas bahwa perempuan yang sudah tidak dinginkan oleh suaminya tidak dijual, artinya tidak boeh dianggap sebagai barang dagangan atau objek seperti budak, maka jelas sekali alkitab memberikan jaminan penghargaan kepada tahanan perempuan yang dijadikan isteri.


[i] Semua ayat-ayat refrensi alkitab dikutip dari situs http://alkitab.sabda.org/home.php

[ii]http://gpdikristuskeselamatan.blogspot.co.id/2015/07/pembalasan-terhadap-orang-midian.html, Bangsa Midian sebenarnya adalah keturunan Bapak Abraham juga, tetapi lahir dari istrinya yang bernama Ketura, yang dinikahinya setelah ibu Sara meninggal. (Kej.25:1-2).Bangsa ini dikenal sebagai bangsa yang kuat dan pemberani. Lokasi tempat tinggalnya yang bertetangga dekat dengan bangsa Moab membuat mereka banyak terpengaruh oleh bangsa yang selalu menjadi musuh bebuyutan bangsa Israel itu.,
[iii] Ibid, Adapun bangsa Moab adalah bangsa yang lebih melambangkan dosa, karena kebera-daannya tidak lepas dari dosa perselingkuhan tak wajar antara Lot dan anak kandungnya sendiri yang terkontaminasi oleh dosa Sodom Gomora yang dihancurkan oleh Allah. (Kej.19:27-39). Mereka yaitu kedua putri Lot melahirkan putera-puteranya, Amon dan Moab yang berkembang menjadi bangsa Amon dan Bangsa Moab., untuk selanjutnya tentang hal ini dapat dilihat di http://www.sarapanpagi.org/ajaran-kejam-dalam-alkitab-vt755.html

[iv] Bileam dalam tradisi Isreal dianggap sebagai dukun
[v] Lihat bilangan 22
[vi] Ilihat bilangan 31:16

[vii] Perlu kita pahami bahwa, keadaan bani Israel kala itu berada diantara orang-orang yang menyembah ilah-ilah, mereka ini adalah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Dan kehidupan mereka ini "jauh dari ketetapan Allah". Sehingga Allah memberikan batasan yang keras bahwa umat Allah tidak boleh "bergaul" dengan orang-orang itu, sebab mereka memberikan potensi besar untuk membelokkan kepercayaan mereka kepada YHVH, http://www.sarapanpagi.org/ajaran-kejam-dalam-alkitab-vt755.html
[ix] http://www.sarapanpagi.org/penjelasan-bil-31-17-vt3073.html, Mereka ini diselamatkan dan kemudian mereka ada dalam asuhan bangsa Israel, yang bisa jadi kemudian menjadi bagian dari bangsa Israel, karena bagaimanapun bangsa Midian adalah masih keturunan Abraham (Zipora istri Musa sendiri adalah orang Midian, dan kemudian menjadi bagian dari bangsa Israel). Bilangan 31:17-18 bukanlah perintah "boleh memperkosa" tetapi suatu perintah untuk berbelas-kasihan pada golongan anak-anak yang tidak bersalah dan agar tidak ikut mati dalam sebuah peperangan.
[x] Bangsa Israel telah memasuki babak akhir dari masa pengembaraan mereka di padang gurun.  Kini mereka telah berada di seberang sungai Yordan dan bersiap untuk memasuki dan menduduki tanah Kanaan.  Musa yang telah memimpin bangsa Israel sampai sejauh itu, telah mengetahui bahwa Tuhan tidak memperkenankan dirinya memasuki tanah Kanaan bersama dengan bangsa Israel.  Oleh karena itu, sebelum saat kematiannya tiba Musa menggunakan waktu yang tersisa untuk menyampaikan ulang hukum-hukum Tuhan yang telah diterimanya di gunung Sinai kepada generasi Israel yang baru. Dari sekian banyak hukum yang disampaikan Musa kepada bangsa Israel, inilah hukum yang mengatur perkawinan seorang pria Israel dengan perempuan asing, yaitu perempuan yang ditawan dalam peperangan.  Sekilas nampaknya aturan ini berkontradiksi dengan Ulangan 7:3 di mana Israel dilarang untuk kawin dengan bangsa-bangsa di sekitar mereka.   Namun bila kita amati dengan seksama tidaklah demikian, sebab peperangan yang dimaksud di sini bukanlah peperangan yang terjadi di daerah Kanaan atau daerah-daerah tetangga Kanaan, melainkan peperangan dengan daerah/kota yang sangat jauh (Ul. 20:15).  Hukum perkawinan ini diberikan dengan dua tujuan dasar yaitu agar pria Israel dijauhkan dari perzinahan, dan tawanan perempuan itu mempunyai waktu untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan yang baru. http://bennysolihin.blogspot.co.id/2011/06/eksegese-ulangan-2110-14.html [2]
[xi] http://bennysolihin.blogspot.co.id/2011/06/eksegese-ulangan-2110-14.html, sehingga ia menjadi isterimu”.  Frasa ini cukup jelas menekankan kata “isteri”, artinya bahwa gadis tawanan itu tidak dijadikan gundik, melainkan isteri. [14] Jadi meskipun kita hidup di zaman yang berbeda, bagian ini sangat penting untuk kehidupan sosial kita di abad 21 ini, terutama godaan seks.  Sangat jelas dari hukum kemanusiaan ini bahwa hubungan seks pranikah sangat dilarang. [15]
[xii] Ibid, “Membiarkan dia pergi”.  Dalam bahasa Ibrani istilah “syillah” secara harafiah berarti “melepaskan” atau “memberangkatkan”.  Kata ini dipakai dalam Ulangan 24:1, Yesaya 50:1 dan Yeremia 3:8 sebagai istilah teknis dengan arti “menceraikan”, maka dapat disimpulkan bahwa demikianlah artinya di sini juga.  Itu berarti bahwa perempuan yang bersangkutan tidak dibiarkan pergi begitu saja, melainkan diberi surat cerai yang resmi, sehingga statusnya terjamin di tengah masyarakat.

Tidak ada komentar: