Label

Minggu, 12 September 2010

SARASVATI EP RIVIEW

Bagaimana kabarnya Risa Saraswati?, tentu ini menjadi pertanyaan bagi mereka familliar dengan karakter vokal yang soulfull dan gloomy. Ternyata setelah hengkang dari HOMOGENIC, Risa membuat solo album atau tepatnya EP album (PreAlbum sebelum album yang sebenarnya ada), saya tahu dari teman savior saya, bahwa Risa bersolo karir dengan membuat solo dengan nama SARASVATI, ya nama SARASVATI sendiri diambill dari nama belakangnya SARASWATI, yang kalau dalam bentuk bahasa sangsekertanya SARASVATI yang berarti DEWI ILMU PENGETAHUAN.
Saya pun kemudian mencari tahu dimana saya bisa mendapakan album solo tersebut, ya pada akhirnya saya mendapatkan album tersebut di daerah pakubuwono jalan batu No 17, Mayestik, Jakarta selatan, nama tempat yang menyediakan Album tersebut adalah Heyfolksshop. Satu hal yang terlintas ketika mendapatkan album tersebut adalah kata bilur, yang juga merupakan judul dari lagu Risa pada track 5. Kenapa kata bilur terlintas? ya karena menurut penjelasan sang pencipta lagu tersebut bahwa lagu tersebut didasarkan pada kisah nyata seorang biduan penembang asal bandung yang sangat terkenal pada masanya yang bernama Mae, lagu tersebut menggambarkan ironi kehidupan penembang yang dari awal hidupnya sampai ajalnya selalu perih. Jujur itu pun membuat saya merinding ketika membaca penjelasan lagu tersebut di Note Facebook Sarasvati.
(http://www.facebook.com/risasarasvati?ref=ts#!/note.php?note_id=146378648724566).

Lagu tersebut disisipi sentuhan etnik tradisional serta disisipi lirik dengan berbahasa daerah atau berbahasa sunda disertai dengan suara seruling yang menambah kuat karakter dari lagu yang suram, nah setelah saya membaca penjelasan tersebut kemudian saya mendengarkan lagu bilur tersebut, sangat Gloomy dan itu pun membuat saya merinding karena apa yang digambarkan risa dalam penjelasannya sangat kuat terasa dalam setiap lirik lagu bilur yang digambarkan dalam bentuk frase khiasan, ah.... saya tidak bisa komentar jujur saya hanya bisa mendengarkan dan mencoba melayangkan ke dalam imagi lirik lagu bilur.

Gambaran album EP Risa Saraswati tersebut sangatlah Melankolis (saya tidak mau mengatakan gothik karena melankolis adalah kata yang tepat menggambarkan album Sarasvati), Nuansa yang berbeda dengan HOMOGENIC, karena disini Risa Saraswati terlihat mengeksplor habis-habisan sisi melankolis, sehingga terdengar Gloomy dan Gelap tapi tidak suram tepatnya masih terdapat gambaran harapan yang tergambarkan dalam album tersebut. Satu lagi yang tidak pernah hilang yaitu karakter vocal Risa Saraswati yang sangat kuat dan khas, sehingga kita dapat merasakan penjiwaan dari Risa Saraswati, itulah membuat perbedaan yang besar dengan musisi lainnya. Risa Saraswati telah berhasil memberikan Penjiwaan pada setiap lagunya, sehingga kita mungkin bisa merasa merinding ataupun terdiam sejenak ketika mendengarkan lagu-lagu dari EP Sarasvati.

NB:

SATU HAL KALAU KARYA SENI DIBUAT BERDASARKAN KETULUSAN DAN KEJUJURAN MAKA KARYA SENI TERSEBUT TIDAK AKAN LEKANG OLEH ZAMAN

Jumat, 10 September 2010

NIHIL

Menerima atau menolak merupakan sebab dari suatu sebab yang lain yang dikuti oleh akibat-akibat logis yang lain, sehingga menjadi kontinuitas dalam hidup yang absurd Itulah bagian dari hidup, semua yang terbentang adalah sebab-sebab yang saling meniadakan atau saling melengkapi sehingga terciptalah apa yang disebut hukum kausalitas. Apa yang menjadi sebab akan terus berlangsung secara konstan seperti yang saya utarakan diatas sebelumnya. Hukum kausalitas tersebut pastinya akan menciptakan sebuah harmoni ataupun disharmoni, ya sebuah relasi yang konstan yang nanti pada akhirnya menjadi nihil, harmoni yang nihil dan atau disharmoni yang nihil. Terpujilah kenihilan dimana manusia hanya sebuah bagian atau objek rutinitas dari bagian yang apa yang namanya ralitas-causalitas-nihil.
Tidak ada satupun nilai yang tidak akan statis, yang ada hanyalah dinamis dan terus menjadi nihil. Tidak ada satupun nilai yang eksis bernilai absolut, semuanya adalah realtif dan satu-satunya yang mutlak adalah relatif itu sendiri,......
Demikan pembaca dan temanku yang budiman sekiranya kalian sudi membaca sedikit uraian saya mengenai kehidupan yang suram dan terseok-seok yang selalu menjelang disetiap tatapan mata saya .
Ya dan Amin
NB:
suram suram esok terasa gelap adakah yang akan menyalakan dian yang telah padam, begitu dinginnya kaki dian, setitik api yang lembut diatas kaki dian akan membuat semuanya selesai.

SARASVATI EP ALBUM

Kemarin saya bersama teman saya berjalan-jalan dengan motor ke daerah jakarta selatan, tujuan saya tidak lain adalah berburu album EP Sarasvati (Ex homogenic /Risa Saraswati), hampir satu jam lebih keliling daerah jakarta selatan tepatnya daerah Pakubuwono, kebayoran baru. Memang susah sekali mencari daerah yang bernama jalan bumi tersebut ya mungkin karena saya memang sangat jarang main ke daerah jakarta selatan. Dengan bersusah-susah bersama teman saya yang mau berbaik hati menemani saya mencari alamat tujuan yang hendak saya cari, ditambah dengan kehujanan namun akhirnya saya menemukan daerah yang saya tuju, dan akhirnya saya mendapatkan album EP Sarasvati.
lagu yang pertama kali saya dengar adalah lagu yang berjudul bilur, yang konon menurut Sarasvati (Risa Saraswati), lagu tersebut adalah kisah nyata yang mengisahkan tentang seorang penembang sunda atau tepatnya seniman tradisonal yang sangat terkenal yang bernama mae yang mempunyai paras yang cantk dan memikat kaum adam, yang mana kehidupannya selalu dipenuhi dengan ironi yang memilukan hingga sampai akhir hayatnya pun sangat suram dan memilukan, dilagu tersebut juga disisipi dengan penggalan lirik yang berbahasa sunda "Duh, teungteuingeun...tuntung lengkah...geuning...bet peurih...", yang menurut Sarasvati berarti benar-benar menyakitkan....akhir langkahku ternyata tetap perih...dan selalu perih, dan saya juga sempat menanyakan kepada teman saya yang bisa berbahasa sunda yang bernama mas indra juga mengartikan"keterlaluan...ujung langkah...ternyata...kok...perih", kurang lebih seperti itu jujur pertama kali saya membaca penjesan tetantang lagu tersebut di facebook Sarasvati, saya jadi dapat membayangkan tentang kisah hidup seorang penembang wanita yang mengalami ironi hidup yang suram sampai akhir hayatnya, sekalian saya tulis lagu yang berjudul bilur:


BILUR
Oleh Sarasvati (RISA SARASWATI EX HOMOGENIC)

Selendang bersulam sutra, biduri lembayung jingga...

Saksi mati tuk bersaksi, gelimang pesona diri...

Belia usia dulu, ruap cinta tlah menggebu...

Samar kulihat dunia...tak sadar semua fana...

Sekilas lihatlah mega, anugerah tiada tara...

Ini tak adil untukku, halimun hitam merasuk...

Ceracau getir ibunda, gemertak sengap hatinya...

Firasat tak penah salah...Hanya kuberbuat... Ulah....


Semerbak dupa iringi kumelangkah..

Cungkupku hanya tanah...

Bilur hati merambah...

Akan datangkah bagiku...Kesempatan...

Bila tak ada titian...

Diri yang rupawan...

Bila tak ada titian...Jalan yang....Rupawan...

"Duh, teungteuingeun...tuntung lengkah...geuning...bet peurih..."


NB:

SATU HAL KALAU KARYA SENI DIBUAT BERDASARKAN KETULUSAN DAN KEJUJURAN MAKA KARYA SENI TERSEBUT TIDAK AKAN LEKANG OLEH ZAMAN

Manusia Stagnan

Satu hari hanya bagian yang selalu menjadi masa lalu bagi masa selanjutnya tidak ada dinamis, semua berujung pada satu tujuan bahwa ketika suatu masa manusia berlalu menjadi bagian masa lalunya maka seketika itu juga semuanya menjadi relatif, hanya ada satu nilai yang absolut yaitu relatif itu sendiri, seperti riak air yang berjatuhan dan akan selalu berulang terus sehingga menjadi nihil.