
Saya pun kemudian mencari tahu dimana saya bisa mendapakan album solo tersebut, ya pada akhirnya saya mendapatkan album tersebut di daerah pakubuwono jalan batu No 17, Mayestik, Jakarta selatan, nama tempat yang menyediakan Album tersebut adalah Heyfolksshop. Satu hal yang terlintas ketika mendapatkan album tersebut adalah kata bilur, yang juga merupakan judul dari lagu Risa pada track 5. Kenapa kata bilur terlintas? ya karena menurut penjelasan sang pencipta lagu tersebut bahwa lagu tersebut didasarkan pada kisah nyata seorang biduan penembang asal bandung yang sangat terkenal pada masanya yang bernama Mae, lagu tersebut menggambarkan ironi kehidupan penembang yang dari awal hidupnya sampai ajalnya selalu perih. Jujur itu pun membuat saya merinding ketika membaca penjelasan lagu tersebut di Note Facebook Sarasvati.
(http://www.facebook.com/risasarasvati?ref=ts#!/note.php?note_id=146378648724566).
Lagu tersebut disisipi sentuhan etnik tradisional serta disisipi lirik dengan berbahasa daerah atau berbahasa sunda disertai dengan suara seruling yang menambah kuat karakter dari lagu yang suram, nah setelah saya membaca penjelasan tersebut kemudian saya mendengarkan lagu bilur tersebut, sangat Gloomy dan itu pun membuat saya merinding karena apa yang digambarkan risa dalam penjelasannya sangat kuat terasa dalam setiap lirik lagu bilur yang digambarkan dalam bentuk frase khiasan, ah.... saya tidak bisa komentar jujur saya hanya bisa mendengarkan dan mencoba melayangkan ke dalam imagi lirik lagu bilur.
Gambaran album EP Risa Saraswati tersebut sangatlah Melankolis (saya tidak mau mengatakan gothik karena melankolis adalah kata yang tepat menggambarkan album Sarasvati), Nuansa yang berbeda dengan HOMOGENIC, karena disini Risa Saraswati terlihat mengeksplor habis-habisan sisi melankolis, sehingga terdengar Gloomy dan Gelap tapi tidak suram tepatnya masih terdapat gambaran harapan yang tergambarkan dalam album tersebut. Satu lagi yang tidak pernah hilang yaitu karakter vocal Risa Saraswati yang sangat kuat dan khas, sehingga kita dapat merasakan penjiwaan dari Risa Saraswati, itulah membuat perbedaan yang besar dengan musisi lainnya. Risa Saraswati telah berhasil memberikan Penjiwaan pada setiap lagunya, sehingga kita mungkin bisa merasa merinding ataupun terdiam sejenak ketika mendengarkan lagu-lagu dari EP Sarasvati.
(http://www.facebook.com/risasarasvati?ref=ts#!/note.php?note_id=146378648724566).
Lagu tersebut disisipi sentuhan etnik tradisional serta disisipi lirik dengan berbahasa daerah atau berbahasa sunda disertai dengan suara seruling yang menambah kuat karakter dari lagu yang suram, nah setelah saya membaca penjelasan tersebut kemudian saya mendengarkan lagu bilur tersebut, sangat Gloomy dan itu pun membuat saya merinding karena apa yang digambarkan risa dalam penjelasannya sangat kuat terasa dalam setiap lirik lagu bilur yang digambarkan dalam bentuk frase khiasan, ah.... saya tidak bisa komentar jujur saya hanya bisa mendengarkan dan mencoba melayangkan ke dalam imagi lirik lagu bilur.
Gambaran album EP Risa Saraswati tersebut sangatlah Melankolis (saya tidak mau mengatakan gothik karena melankolis adalah kata yang tepat menggambarkan album Sarasvati), Nuansa yang berbeda dengan HOMOGENIC, karena disini Risa Saraswati terlihat mengeksplor habis-habisan sisi melankolis, sehingga terdengar Gloomy dan Gelap tapi tidak suram tepatnya masih terdapat gambaran harapan yang tergambarkan dalam album tersebut. Satu lagi yang tidak pernah hilang yaitu karakter vocal Risa Saraswati yang sangat kuat dan khas, sehingga kita dapat merasakan penjiwaan dari Risa Saraswati, itulah membuat perbedaan yang besar dengan musisi lainnya. Risa Saraswati telah berhasil memberikan Penjiwaan pada setiap lagunya, sehingga kita mungkin bisa merasa merinding ataupun terdiam sejenak ketika mendengarkan lagu-lagu dari EP Sarasvati.
NB:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar